Isu datang dan pergi


ISU TERBARU, JANGAN MEMBUAT KITA LALAI

Ditulis oleh Abdullah bin Sentosa

Fitnah akan bermunculan

Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih masing-masing, berasal dari seorang tabi’i bernama Syaqiq, dari seorang sahabat besar, Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
 “Kami berada di hadapan (Khalifah) Umar (bin Khattab). Ia bertanya,”Siapakah di antara kalian yang hafal hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam tentang fitnah, persis seperti yang beliau sabdakan?” Hudzaifah berkata, “Saya menjawab,’Saya’.” Umar berkata,”Sesungguhnya engkau benar-benar berani, bagaimana beliau bersabda?” Hudzaifah berkata,”Saya menjawab,’Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda: Fitnah seorang laki-laki di tengah keluarganya, hartanya, dirinya, anaknya dan tetangganya, dapat dihapuskan dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar ma’ruf nahi mungkar’.”

Umar berkata,”Bukan itu yang aku kehendaki. Tetapi yang aku kehendaki ialah fitnah yang bergelombang laksana gelombang lautan.” Hudzaifah berkata,” Maka saya katakan,’Mengapakah engkau bertanya tentang itu, wahai Amirul Mu’minin?! Sesungguhnya di antara dirimu dengan fitnah itu terdapat pintu yang tertutup’.”

Umar bertanya,”Apakah pintu itu akan pecah ataukah (hanya) akan terbuka?” Hudzaifah menjawab,“Tidak, bahkan pintu itu akan pecah.” Umar berkata,”Itu berarti lebih layak untuk tidak akan tertutup selama-lamanya.”

Syaqiq berkata,”Kami bertanya kepada Hudzaifah, apakah Umar mengetahui siapakah pintu itu? Hudzaifah menjawab,“Ya, seperti halnya ia mengetahui, bahwa sebelum esok adalah malam nanti. Sesungguhnya aku telah menceritakan kepada Umar hadits yang tidak keliru (betul-betul datangnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihiwa sallam ).”

Syaqiq berkata lagi,“Selanjutnya kami segan untuk bertanya kepada Hudzaifah, siapakah pintu itu? Maka kami berkata kepada Masruq: Tanyakanlah kepada Hudzaifah (tentang siapakah pintu itu)?” Masruq pun bertanya. Maka Hudzaifah menjawab,“(Ia adalah) Umar.”
Sumber Almanhaj.or.id
Sekarang merupakan zaman fitnah yang bergelombang.

Tanya jawab bersama Ustad kajian rutin Universitas Jambi Hafizhahullah
Seorang penanya berkata kepada seorang ustad.
Penanya: Ustad Bagaimana sikap kita terhadap ormas yang melakukan  pembakaran bendera yang bertuliskan lafadz Laiillahaillallahu mereka mengatakan bendara yang mereka bakar adalah bendera HTI?
Jawaban

Sebaiknya kita tidak terlalu disibukkan dengan urusan ini karena ini persoalan hati. Jika niat mereka membakar kalimat tauhid maka ini termasuk kategori kufur dimana mempermainkan atau meremehkan ayat Allah, tetapi jika mereka membakar karena niat membakar bendera HTI maka lain ceritanya, jika niatnya demikian mudah-mudahan Allah mengapuni mereka.
Kemudian jangan menyelesaikan permasalahan dengan aksi atau demonstrasi karena itu bukan bagian dari islam. Cara yang benar adalah pegang tangan mereka, nasihat mereka dengan lemah lembut baik secara langsung ataupun berupa tulisan medsos yang sesuai, baik dan lemah lembut.
Sungguh ikhwah hati kita sedang di porak porandakan dengan berbagai isu, isu ini datang kemudian muncul isu baru hampir-hampir kita lupa menuntut ilmu dan melupakan saudara kita di palu dan lain sebagainya. Cara berdakwah paling tepat adalah dengan ilmu, tentunya ilmu tauhid.
( Dengan pengubahan)

Wallahualam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modifikasi model learning cycle 5E

Penelitian Etnografi dan Contohnya (Ethnographic Research and Examples)

Tafsir Surat Al An'am ayat 31-32