Akibat perbuatan DOSA yang sesungguhnya
Salah seorang penuntut ilmu berkata kepada
gurunya “wahai guru betapa banyak kita mendurhakai Allah tetapi Allah tidak menimpakan bala kepada kita, bukankah Allah Ta'la berfirman
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Gurupun terdiam sejenak, kemudian dia berucap “kalau seandainya
setiap dosa yang kita lakukan, langsung Allah menurunkan azab karena dosa
tersebut niscaya binasalah semua orang. Bukankan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ
خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa
adalah yang bertaubat” (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani)
Dalam hadits qudsi, Allah berfirman,
يا عبادي! إنَّكم
تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam,
dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan
mengampuni kalian” (HR Muslim).
Segala puji hanyalah milik Allah, sesungguhnya Allah mendahulukan
RahmatNya dibanding AzabNya. Akan tetapi ketahuilah jika seorang hamba berdosa Allah
tidak hanya mengazabnya secara dhohir melainkan melalui batin yaitu berupa hilangnya
rasa nikmat beribadah kepada Allah, Itulah azab yang sebenar-benarnya Azab,
Allah mengulur-ulur waktu seorang hamba agar semakin keras siksanya nanti atau
Allah memberikan hidayah kepadanya namun sebaliknya Jika azab itu terlihat justru
seorang hamba akan semakin mendekat kepada Allah serta menyadarinya berbagai
kesalahan yang telah ia lakukan. Memang kebanyakan Orang beranggapan musibah
besar adalah ditimpa bencana besar, hilangnya harta benda, kehilangan rumah,
kehilangan mobil, kehilangan motor, kehilangan handphone dan lain sebagainya. Padahal
musibah terbesar adalah hilangnya rasa manis dalam beribadah kepadaNya.”
oleh: Abdullah bin Santosa
Komentar
Posting Komentar